A. Latar Belakang Munculnya Politik Apartheid di Afrika
Selatan
Apharteid berasal dari bahasa Belanda yang artinya
pemisahan. Pemisahan disini berarti pemisahan orang-orang Belanda (kulit putih)
dengan penduduk asli Afrika (kulit hitam). Apharteid kemudian berkembang
menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi politik resmi Pemerintahan Afrika
Selatan yang terdiri dari program-program dan pertaruran-peraturan yang
bertujuan untnk melestarikan pemisahan rasial.
Secara struktual, Apartheid berarti adalah kebijaksanaan
mempertahankan dominasi minoritas kulit putih atas mayoritas bukan kulit putih
melalui pengaturan masyarakat di bidang sosial budaya, politik militer dan
ekonomi Kebijakan ini berlaku tahun 1948.
Pada saat itu Afrika Selatan dibagi menjadi 4 gol ras utama
yaitu:
a. Kulit
putih
b. Kulit
hitam
c. Kulit
berwarna
d. Asia
Masalah Apartheid berawal dari pendudukan yg dilakukan oleh
bangsa-bangsa Eropa di Afrika. Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Afrika
Selatan adalah bangsa Belanda. Bangsa Belanda datang ke Afrika Selatan dipimpin
oleh Jan Anthony van Riebeeck. Kedatangan Bangsa Belanda ini menimbulkan
masalah dalam kehidupan masyarakat Afrika selatan.Masyarakat Afrika selatan
menjadi dibawah pendudukan bangsa Eropa (B.Belanda atau kulit putih), sehingga
masalah kulit ini yg menjadi titik pangkal munculnya masalah Apartheid.
Bangsa Belanda langsung menetap di Afrika Selatan. Mereka
sering disebut dengan bangsa Boer. Kedatangan bangsa Belanda diikuti oleh
bangsa Inggris yang berhasil melakukan penguasaan dari
Afrika-Utara(Mesir),Afrika-Selatan (Cape Town). Kedatangan Inggris menyebabkan
“perang Boer” antara Inggris dan Belanda. Inggris berhasil mengalahkan Belanda
sehingga wilayah Afrika-selatan menjadi daerah kekuasaan Inggris.
Akhirnya,Inggris menjadi penguasa Afrika selatan.Dengan kemenangan Inggris maka
banyak orang Inggris yang datang ke Afrika selatan. Pada tahun 1910 dibentuk
Uni Afrika Selatan yg merupakan gabungan dari kedua Republik kaum Boer, yaitu
Transvaal dan Orange Kree Style dengan Cape Colony dan Natal. Uni Afrika
Selatan adalah dominion Inggris.
B. Perkembangan politik Apartheid di Afrika Selatan
Pada 1948, Partai Nasional terpilih untuk menguasai Afrika
Selatan. Hal ini memperkuat implementasi pemisahan rasial di bawah kekuasaan
kolonial Inggris dan Belanda, dan pemerintahan Afrika Selatan selanjutnya sejak
terbentuknya perserikatan (Union). Pemerintahan Nasionalis mengatur jalannya
undang-undang pemisahan, menggolongkan orang-orang ke dalam tiga ras,
mengembangkan hak-hak dan batasan-batasan untuk masing-masing golongan, seperti
hukum pass dan batasan pemukiman. Minoritas kulit putih menguasai mayoritas
kulit hitam yang jauh lebih besar. Sistem pemisahan ini kemudian dikenal secara
kolektif sebagai apartheid.
Pemencilan ini dimaksudkan kulit putih untuk mengontrol
kekayaan yang mempercepat industrialisasi dari 1950an, '60an, dan ' 70an.
Selama minoritas Kulit Putih menikmati standar paling tinggi di seluruh Afrika,
seringkali dibandingkan dengan negara-negara barat Dunia Pertama, mayoritas
Kulit Hitam tetap dirugikan dalam setiap tingkat, meliputi pendapatan,
pendidikan, rumah, dan tingkat harapan hidup. Pada 31 Mei 1961, mengikuti
referendum orang-orang kulit putih, negara ini menjadi sebuah republik dan
meninggalkan Persemakmuran (Britania). Ratu Elizabeth II tidak lagi menjadi
kepala negara dan Gubernur Jendral terakhir menjadi Presiden Negara.
Apartheid menjadi semakin kontroversial, mendorong ke arah
meluasnya sanksi internasional, divestasi dan kerusuhan serta penindasan dalam
Afrika Selatan. Suatu periode panjang penindasan oleh pemerintah, dan
kadang-kadang dengan kekerasan, pemogokan, demonstrasi, protes, dan sabotase
dengan menggunakan bom atau cara lain, oleh berbagai gerakan anti-apartheid
yang diikuti terutama oleh Kongres Nasional Afrika (ANC).
C. Dampak politik Apartheid bagi Afrika Selatan
Orang-orang kulit hitam yang semula tidak mengerti bahwa
kebijakan pemerintahannya, lambat laun mengerti bahwa tujuan sebenarnya adalah
diskriminasi rasial (perbedaan warna kulit). Oleh karena itu mereka bangkit
mengadakan perlawanan, tetapi pemerintaha Pieter Botha dengan kejam menumpas
setiap perlawanan yang terjadi. Banyak tokoh-tokoh kulit hitam yang dijebloskan
dalam penjara, seperti tokoh kharismatik Nelson Mandela yang terpaksa mendekam
dalam penjara selama 27 tahun.
Politik Apartheid dirancang oleh Hendrik Verwoed. Apartheid
menurut bahasa resmi Afrika Selatan adalah Aparte Ontwikkeling artinya
perkembangan yang terpisah.
Memperhatikan makna dari arti Apartheid itu kedengarannya
baik yaitu tiap golongan masyarakat, baik golongan kulit putih maupun golongan
kulit hitam harus sama-sama berkembang. Tapi perkembangan itu didasarkan pada
tingkatan sosial dalam masyarakat yang pada prakteknya menjurus pada pemisahan
warna kulit dan terjadinya penistaan dari kaum penguasa kulit putih terhadap
rakyat kulit hitam.Verwoed menyusun rencana pembentukan homeland, yang disebut
juga Batustan. Homeland dilaksanakan dengan diadakannya pembagian kembali
Afrika Selatan berdasarkan wilayah kesukuan.
Tiap orang kulit hitam Afrika Selatan diharuskan menjadi
warga negara salah satu homeland atas dasar tempat lahirnya. Untuk memantapkan
proyek homeland dikeluarkan bantuan biaya untuk perangsang termasuk perangsang
untuk pemasukan modal dari luar untuk homeland. Kemajuan-kemajuan kecil tampak
dari proyek itu.
D. Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan
Pemisahan suku di Afrika selatan mendapat tanggapan dari
dunia lnternasional. Di Afrka selatan sering terjadi
pemberontakan-pemberontakan untuk menghapus pemerintahan Apartheid. Gerakan yg
terkenal dilakukan oleh rakyat kulit hitam di Afrika selatan dipelopori oleh
African National Congrees (ANC) dibawah pimpinan Nelson Mandela. Pada
pemerintahan Frederick Willem de Klerk, Nelson memimpin aksi rakyat Afrika
selatan untuk tinggal di rumah,aksi tersebut mendapat tanggapan oleh pemerintah
dengan menjebloskan Nelson ke penjara, tetapi kemudian ia dibebaskan. Pembebasan
ini membawa dampak positif terhadap perjuangan rakyat Afrika selatan. Maka
untuk pertama kalinya pada tanggal 2 Mei 1990 pemerintahan Afrika selatan
mengadakan perundingan dengan ANC untuk membuat UU non Rasial. Pada tanggal 3
Juni 1990 de Klerk menghapus UU Darurat Negara yang berlaku hampir di setiap
bagian Afrika selatan.
Perjuangan Nelson Mandela memakan waktu yang cukup lama.
Nelson Mandela terus berjuang untuk mencapai kebebasan negrinya baik di dalam
negeri maupun di luar negeri. Upaya-upaya yang ditempuh Nelson Mandela mulai
menampakan hasil yang menggembirakan ketika F.W.de Klerk memberikan angin segar
kebebasan bagi warga kulit hitam.
Pada tanggal 21 Februari 1991, Presiden de Klerk mengumumkan
penghapusan semua ketentuan dan ekstitensi sistem politik Apartheid di hadapan
parlemen Afrika selatan
Pengumuman itu
diikuti penghapusan 3 UU yg memperkuat kekuasaan Apartheid,yaitu:
1. Land Act: UU yang melarang org kulit hitam mempunyai tanah
di luar wilayah tempat tinggal yang ditentukan. .
2. Group Areas Act : UU yg mengatur pemisahan tempat
tinggal Orang-orang kulit putih dengan kulit
hitam.
3. Population Registration Act : UU yang mewajibkan orang
kulit hitam untuk mendaftarkan diri menurut kelompok suku masing- masing
Pengahpusan UU tersebut diikuti dengan janji pemerintahan de
Klerk untuk menyelenggarakan pemilu tanpa pembatsan rasial. Pada pemilu
Multirasial tahun 1994, partai yang dipimpin oleh Nelson Mandela yaitu ANC,
berhasil menjadi pemenang. Pada tanggal 9 Mei 1994 Nelson Mandela dipilih oleh
Majelis Nasional sebagai Presiden Afrika selatan, yaitu Pres pertama orang
kulit hitam. Pada tanggal 10 Mei 1994 Nelson Mandela dilantik sebagai presiden
dalam upacara megah di Union Building, Pretonia. Peristiwa ini merupakan
perjuangan rakyat Afrika selatan. Sejak terhapusnya Apartheid, Afrika selatan
mulai membangun negerinya agar sederajat dengan negara lain di dunia.
PENUTUP
Kesimpulan
Apharteid berasa ldari bahasa Belanda yang artinya
pemisahan. Pemisahan disini berarti pemisahan orang-orang Belanda (kulit putih)
dengan penduduk asli Afrika (kulit hitam). Apharteid kemudian berkembang
menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi politik resmi Pemerintahan Afrika
Selatan yang terdiri dari program-program dan pertaruran-peraturan yang
bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial. Pemerintahan Nasionalis mengatur
jalannya undang-undang pemisahan, menggolongkan orang-orang ke dalam tiga ras, mengembangkan
hak-hak dan batasan-batasan untuk masing-masing golongan, seperti hukum pass
dan batasan pemukiman. Minoritas kulit putih menguasai mayoritas kulit hitam
yang jauh lebih besar. Apartheid menjadi semakin kontroversial, mendorong ke
arah meluasnya sanksi internasional, divestasi dan kerusuhan serta penindasan
dalam Afrika Selatan. Suatu periode panjang penindasan oleh pemerintah, dan
kadang-kadang dengan kekerasan, pemogokan, demonstrasi, protes, dan sabotase
dengan menggunakan bom atau cara lain, oleh berbagai gerakan anti-apartheid
yang diikuti terutama oleh Kongres Nasional Afrika (ANC). Di Afrka selatan
sering terjadi pemberontakan-pemberontakan untuk menghapus pemerintahan
Apartheid. Gerakan yang terkenal dilakukan oleh rakyat kulit hitam di Afrika
selatan dipelopori oleh African National Congrees (ANC) dibawah pimpinan Nelson
Mandela.pada tanggal 2 Mei 1990 pemerintahan Afrika selatan mengadakan
perundingan dengan ANC untuk membuat UU non Rasial. Pada tanggal 3 Juni 1990 de
Klerk menghapus UU Darurat Negara yang berlaku hampir di setiap bagian Afrika
selatan. Upaya-upaya yang ditempuh Nelson Mandela sangat lama hingga mulai
menampakan hasil yang menggembirakan ketika F.W.de Klerk memberikan angin segar
kebebasan bagi warga kuli thitam. Pada tanggal 21 Februari 1991, Presiden de
Klerk mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan ekstitensi sistem politik
Apartheid di hadapan parlemen Afrika selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Soeratman Darsti. 2012. Sejarah Afrika, ombak, Yogyakarta.
http://indonesiadalamsejarah.blogspot.com/2012/03/nelson-mandela-dan-politik-apartheid.html
http://zounathan.blogspot.com/2012/02/politik-apartheid-afrika-selatan.html
Sumber Tulisan
http://deviciptyasari.blogspot.co.id/2014/03/politik-apartheid-di-afrika-selatan.html